Salah satu benda yang khas saat Imlek adalah lampion, karena itu menjelang Imlek ini para perajin lampion pun kebanjiran pesanan. Para perajin lampu yang pada awalnya digunakan untuk mencari buronan kerajaan ini mengaku jumlah permintaan lampion meningkat drastis hingga mencapai ribuan.
"Pesanan melonjak hingga 4.000 buah, padahal setiap hari rata-rata pesanan lampion berkisar antara 150 hingga 200 buah lampion." kata perajin lampion, Ahmad Syamsudin seperti dikutip dari tempo, pada Selasa (17/1). Menurut Ahmad, pesanan tak hanya dari kelenteng atau umat Khonghucu, tapi juga berdatangan dari sejumlah pusat perbelanjaan.
Lampion ini nantinya akan dipasarkan ke Denpasar, Surabaya, Jakarta dan sejumlah kota di Sumatera dan Kalimantan. Ahmad yang sudah enam tahun menjadi perajin lampion ini mengaku lampion karyanya dipatok harga 10-400 ribu rupiah, tergantung bentuk, ukuran dan motif.
Singkawang sebagai salah satu kota yang paling ramai dikunjungi pada saat Imlek, tahun ini mempunyai cara unik untuk memanfaatkan lampion. Jika pada perayaan Imlek 2011 mereka membuat lampion raksasa, tahun ini mereka berkreasi dengan membuat gedung yang dindingnya terdiri dari lampion.
Bagian dalam rumah lampion tersebut akan difungsikan sebagai museum, sehingga para pengunjung bisa melihat barang-barang antik peninggalan nenek moyang warga Tionghoa di Singkawang.
Imlek tidak hanya membawa berkat bagi warga keturunan Tionghoa, tetapi juga bagi pedagang-pedagang kecil yang menjual atribut Imlek seperti lampion, maupun makanan khas Imlek. Kita bisa membantu meningkatkan kesejahteraan para pedagang itu dengan menggunakan produk karya mereka.
Baca Juga Artikel Lainnya :
Media Kristen Harus Menjadi Terang dan Jawaban
Awas, Minuman Energi Punya Efek Negatif Tersembunyi
Anak Dapat Angpau, Mau Diapain yaa?